PERKANTAS MEDAN

Membangun Indonesia Yang Lebih Baik Melalui Pembentukan Karakter dan Iman Kristiani Yang Ditandai Dengan Kemuridan

Kamis, 23 Agustus 2007

Renungan Warta Agustus 2007

Aku berhutang baik kepada orang Yunani...bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun orang tidak terpelajar (Rm 1:14). Berhutang ada dua pengertiannya. Pertama, kita meminjam pada seseorang dan kitapun berhutang kepada orang tersebut. Kedua, kita dititipin sesuatu untuk disampaikan kepada seseorang, kitapun berhutang sebelum kita menyampaikan titipan itu. Bukan kepada yang menitipkan, tetapi pada orang yang harus menerima titipan tersebut.

Kita berhutang kepada semua mahasiswa yang kepadanya Tuhan menitipkan Injil untuk disampaikan. Kita harus membayar hutang kita. Perasaan berhutang yang mendalam inilah menjadi motivasi yang tak terbendung untuk menyampaikan injil. Paulus menulis, celakalah aku, jika aku tidak memberitakan injil (I Kor 9:6). Kita harus malu jika kita bertahun-tahun hidup berdampingan dengan mahasiswa, tanpa memberitakan injil untuk membayar hutang kita. Kita harus malu setiap kali menghadap Tuhan karena apa yang dipercayakanNya kepada kita tidak kita sampaikan dengan setia.

Dalam arti yang lain, kita juga berhutang kepada mahasiswa karena oleh pelayanan mahasiswa nyawa kita sendiri telah diselamatkan. Kita tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan masa muda kita seandainya injil tidak menyelamatkan kita. Jiwa kita akan menghitam dan hidup kita akan menjahat dalam pembusukan dosa yang kejam. Namun melalui pelayanan mahasiswa kita dilepaskan dari racun dosa yang busuk, dan dibawa kepada kemanusiaan yang hidup dalam citra kesucian sorgawi. Sekarang kita harus membayar hutang kita, karna kita berhutang nyawa kita sendiri.

Kitapun berhutang kepada mahasiswa, karena pembinaan rohani yang kita nikmati. Berapa waktu, tenaga dan perhatian dihabiskan sehingga kita menjadi sebagaimana kita sekarang. Seandainya tidak ada pelayanan mahasiswa, kita mungkin masih merupakan orang buta yang mengejar keduniawian yang hampa dan budak-budak dungu namun sombong yang menghamba pada perut dan nafsunya sendiri. Namun kita telah dikenalkan pada nilai dan tujuan kekal yang memberi nikmat dan makna pada setiap waktu yang kita persembahkan di altar Tuhan. Kita telah ikut pada barisan orang saleh sepanjang zaman, dengan menyembelih masa muda kita sebagai korban di mezbahnya. Betapa indahnya!

Kita berhutang kepada mahasiswa, karena bangsa ini telah menitipkan mereka ke kampus kita. Mereka adalah pemimpin berjiwa besar yang sedang memekar, atau kecoa dan tikus jahat yang akan menghancurkan bangsa ini. Semua tergantung kepada berhasil tidaknya pelayanan mahasiswa mentransformasikan mereka menjadi patriot yang disetiap tetes darahnya mengalir roh pengabdian dan pengorbanan sebagai anak bangsa. Kita berhutang pada setiap lapisan masyarakat di negara ini, seperti petani, abang beca, para buruh, pegawai, dan para pedagang. Setiap keberadaban yang mungkin mereka rasakan kelak, terletak diatas pundak mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dimasa depan. Betapa besar hutang yang harus kita bayar.

Kita berhutang kepada gereja kita. Sebab majelis, pertua, sintua dan diaken dimasa depan adalah mereka yang sekarang duduk di bangku kuliah. Seolah masa depan gereja dipertaruhkan di atas pelayanan kita. Mahasiswa sebagai pemimpin gereja dimasa depan akan menghancurkan gereja dengan mengubahnya menjadi institusi yang mati dan tak bergairah, atau memberikannya roh yang membangunkan kegairahan untuk hidup mengabdi kepada Tuhan. Dan proses pembentukan mereka sekarang sedang terjadi disini, di dunia pelayanan mahasiswa.

Rekan-rekan sepelayanan, karena semua itulah kita harus membayar hutang kita. Mari lihat mahasiswa baru yang ada disekeliling kita, mari melihatnya dengan hati gembala yang penuh belas kasihan. Mari berseru supaya dalam generasi kita, Tuhan membangkitkan para pemimpin yang mencintai Tuhan lebih dari pada ia mencintai apapun. Dan membenci kejahatan lebih dari ia membenci apapun. Dulupun kita adalah mahasiswa yang lugu dan tak berarti, dan Tuhan telah membentuk dengan tangan anugerahNya yang ajaib. Mari bekerja di kampus kita dengan seluruh kemampuan terbaik kita, demi kebenaranNya dan demi kerajaanNya. Biarlah setiap tetes darah, keringat dan airmata kita yang tertumpah kebumi ini kita persembahkan sebagai pengabdian kita, bagi juruselamat yang telah berdarah untuk kita. (DBS)

Tidak ada komentar: